Ayah bundaku kaya, orang terpandang di negeri ini.
Punya tilang minyak,
tambang nikel.
Tambang emas,
memiliki zona laut yang luas.
Penumbuh karang juga hutan menghijau.
Namun aku hidup tanpa seurat benang, menutup rasa malu. Kelaparan adalah pilihan utama yang tak terhindar dari hidupku. Aku kurus, rusuk-rusuk remuk rambut-rambut memutih. Kulit-kulit keriput, sebab aku lapar.
Aku takan makan dari hasil rampasan, karna bukan milik peluhku.
Yang tersisa dari wajah mereka hanya keserakahan dan tangan-tangan panjang.
Mengambil bukan hasil peluhnya.
Aku malu ayah, aku malu bunda.
Busung lapar menjadi kado terindah yang kupikul.
Jogja,2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar