Mataku selalu menatap ke dinding.
Melintasi bingkai-bingkai kenangan.
Menginginkan bisikan ada dibalik bingkai.
Andaikan dinding dapat bersua dan mendengar mungkin hanya dia yang tahu, tentang apa yang terjadi antara aku dan dia.
Bingkai-bingkai kosong bertemakan cinta.
Terpampang menghiasi dinding.
Mestinya aku tahu! Yang terjadi hanyalah Ilusi yang mematikan jiwa dan ruh;
Kesuraman telah datang merasuki aku dan melampaui batas hidup.
Sehingga menutup ruang mujur yang kunanti.
Kini aku hanya bisa berpasrah pada tangan ilahi.
Di sana aku bersembunyi dibalik jubah milik yang kuasa. Ketakutan ada,
Maka kehidupanpun ada.
Akhirnya ketakutan menjadi hasil sebuah perasaan.
Jogja,2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar