Kala masih tertutup masa
Banyak jiwa, ruh hilang dan lenyap.
Sungguh sangat tabu, untuk menyebut namamu bintang kejora.
Akan tercium bau ketika anjing-anjing pelacak menghampiri.
Pelan-pelan kau bangkit dan kau merasuki ubun-ubun yang lama mati.
Kau menceritakan tulang yang jadi debu, kau bersaksi atas darah air mata ibu pertiwi.
Mengalir dari negeri eden ke negeri impian, karna kau bintang kejora.
Kau janjikan kebebasan, namun kau meminta kematian jadi sesajimu.
Karna kau bintang kejora.
Raga jiwa mati, seperti plangton diburu penguasa laut.
Seperti api membakar ilalang, sperti neraca menimbang kilo.
Akhirnya kemenangan hanya untuk yang kuat.
Jogja,2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar