WELCOME TO NEN SHAMY MA BLOG



SELAMAT MEMBACA SEPUAS KAMU DI DALAM BLOG INI

Selasa, 05 Juli 2011

BUKU YANG AKU CINTAI

nen Shamy. R

Mata ku tak melihatmu
kakiku tak sempat memergokmu, tapi malaikat penguasa bumi langit menatapmu.
mengapa kau kau begitu jail?
mengapa kau biarkan tanganmu membuat malu?

oh.. Tuhan aku tidak merestuinya cerdas mendahaluiku
pintar melambungku, karena dia mencuri jiwaku
buku yang aku cintai, apakah kau marah padaku hingga kau berpaling dariku?
kenapa kau tidak menasehati aku biar menyimpanmu dengan baik.
kepada arwah-arwah yang bertayangan kembalikan sosiologi max weber yang hilang karena aku masih merindukanya

ruh telah punah jiwa makin layu
sakit hati memenjarakan tangisan yang berpantul-pantul dalam darahku.
aku mendendamu sampai mati dan akan membalasmu dineraka.

yogyakarta, 7 - 2011

Kamis, 30 Juni 2011

AKU TERLAMPAU PULAS


akhirnya kau tahu, bahwa aku sangat mencintaimu
aku telah meniduri senyum semalam diranjang keningku
terseret tikaman bola mata yang kau saji
untuk membuka pagi yang tertancap di timur

rindu ini matang lebar dan pulas
di sedu pucuk mawar putih yang meluap dari hatiku
parasmu meniup cinta bergegas jemari menangkapnya

aku terlampau pulas
puas di sudut tanpa menyadari
bocah-bocah nakal merestui kita bertemu di ranjang

senja menikam perut bumi
dan hasrat berpantul-pantul membiru membumbung jauh
kau menelan kenikamatan
aku tersimpuh memohon lagi

 jogja, 2011 by. Nen Shamy.R

MEREGANG MATI

adakah yang lebih sirik dari caraku memandang matamu?
adakah yang lebih tajam dari lirikanku yang tertancap pada kelopak matamu?
adakah yang lebih mulia dari caraku memuja parasmu?

aku telah lama menunggu mu distasiun yang melompong ini
yang, rinduku berpacu bersama asap yang mengembara mencari rumah terseret hanyut dalam diriku
jangan pernah pergi jauh
walau hanya untuk sehari
jangan tinggalkan aku sayang
ah, jangan ambil senyummu dari ku, tapi ambilah air matamu dari lautan kesedihan yang berpantul-pantul dalam diriku

akankah kau kembali untuk ku lagi?
ataukah kau biarkan ku, meregang mati?


jogja, juni 2011

Sabtu, 18 Juni 2011

RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA




Rumpun bahasa Austronesia adalah sebuah rumpun bahasa yang sangat luas penyebarannya di dunia. Dari Taiwan dan Hawaii di ujung utara sampai Selandia Baru (Aotearoa) di ujung selatan dan dari Madagaskar di ujung barat sampaiPulau Paskah (Rapanui) di ujung timur.

Istilah Austronesia
Austronesia mengacu pada wilayah geografis yang penduduknya menuturkan bahasa-bahasa Austronesia. Wilayah tersebut mencakup Pulau Formosa, Kepulauan Nusantara (termasuk Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Secara harafiah, Austronesia berarti "Kepulauan Selatan" dan berasal dari bahasa Latin austrālis yang berarti "selatan" dan bahasa Yunani nêsos (jamak: nesia) yang berarti "pulau".
Jika bahasa Jawa di Suriname dimasukkan, maka cakupan geografi juga mencakup daerah tersebut. Studi juga menunjukkan adanya masyarakat penutur bahasa Melayu di pesisir Sri Langka.

Asal usul bangsa Austronesia
Untuk mendapat ide akan tanah air dari bangsa Austronesia, cendekiawan menyelidiki bukti dari arkeologi dan ilmu genetika. Penelaahan dari ilmu genetika memberikan hasil yang bertentangan. Beberapa peneliti menemukan bukti bahwa tanah air bangsa Austronesia purba berada pada benua Asia. (seperti Melton dkk., 1998), sedangkan yang lainnya mengikuti penelitian linguistik yang menyatakan bangsa Austronesia pada awalnya bermukim di Taiwan. Dari sudut pandang ilmu sejarah bahasa, bangsa Austronesia berasal dari Taiwan karena pada pulau ini dapat ditemukan pembagian terdalam bahasa-bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Formosa asli. Bahasa-bahasa Formosa membentuk sembilan dari sepuluh cabang pada rumpun bahasa Austronesia. Comrie (2001:28) menemukan hal ini ketika ia menulis:

“ ... Bahasa-bahasa Formosa lebih beragam satu dengan yang lainnya dibandingkan seluruh bahasa-bahasa Austronesia digabung menjadi satu sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perpecahan genetik dalam rumpun bahasa Austronesia di antara bahasa-bahasa Taiwan dan sisanya. Memang genetik bahasa di Taiwan sangatlah beragam sehingga mungkin saja bahasa-bahasa itu terdiri dari beberapa cabang utama dari rumpun bahasa Austronesia secara kesuluruhan. ”

Setidaknya sejak Sapir (1968), ahli bahasa telah menerima bahwa kronologi dari penyebaran sebuah keluarga bahasa dapat ditelusuri dari area dengan keberagaman bahasa yang besar ke area dengan keberagaman bahasa yang kecil. Walau beberapa cendekiawan menduga bahwa jumlah dari cabang-cabang di antara bahasa-bahasa Taiwan mungkin lebih sedikit dari perkiraan Blust sebesar 9 (seperti Li 2006), hanya ada sedikit perdebatan di antara para ahli bahasa dengan analisis dari keberagaman dan kesimpulan yang ditarik tentang asal dan arah dari migrasi rumpun bahasa Austronesia.

Bukti dari ilmu arkeologi menyarankan bahwa bangsa Austronesia bermukim di Taiwan sekitar delapan ribu tahun yang lalu . Dari pulau ini para pelaut bermigrasi ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat benua Afrika dan ke seluruh Samudra Pasifik, mungkin dalam beberapa tahap, ke seluruh bagian yang sekarang diliputi oleh bahasa-bahasa Austronesia. Bukti dari ilmu sejarah bahasa menyarankan bahwa migrasi ini bermula sekitar enam ribu tahun yang lalu. Namun, bukti dari ilmu sejarah bahasa tidak dapat menjembatani celah antara dua periode ini.
Pandangan bahwa bukti dari ilmu bahasa menghubungkan bahasa Austronesia purba dengan bahasa-bahasa Tiongkok-Tibet seperti yang diajukan oleh Sagart (2002), adalah pandangan minoritas seperti yang dinyatakan oleh Fox (2004:8):
“ Disiratkan dalam diskusi tentang pengelompokan bahasa-bahasa Austronesia adalah permufakatan bahwa tanah air bangsa Austronesia berada di Taiwan. Daerah asal ini mungkin juga meliputi kepulauan Penghu di antara Taiwan dan Cina dan bahkan mungkin juga daerah-daerah pesisir di Cina daratan, terutamanya apabila leluhur bangsa Austronesia dipandang sebagai populasi dari komunitas dialek yang tinggal pada permukiman pesisir yang terpencar. ”
Analisis kebahasaan dari bahasa Austronesia purba berhenti pada pesisir barat Taiwan. Bahasa-bahasa Austronesia yang pernah dituturkan di daratan Cina tidak bertahan. Satu-satunya pengecualian, bahasa Chamic, adalah migrasi yang baru terjadi setelah penyebaran bangsa Austronesia.


MELANESIA (Melanesoide)



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Jules Dumont d'Urville pada 1832 untuk menunjuk ke sebuah etnis dan pengelompokan pulau-pulau yang berbeda dariPolinesia dan Mikronesia. Sekarang ini, klasifikasi rasial d'Urville dianggap tidak tepat sebab dia menutupi keragaman budaya, linguistik, dan genetik Melanesia dan sekarang ini hanya digunakan untuk penamaan geografis saja.
Negara-negara yang termasuk ke dalam Melanesia yaitu:
  •  Fiji
  •  Papua Nugini
  •  Kepulauan Solomon
  •  Vanuatu
  • Templat:Country data Indonesia Maluku dan Papua
Sebagai tambahan, negara Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Vanuatu, danKaledonia Baru (yang merupakan dependensi Perancis) menggunakan istilah ini untuk menggambarkan diri mereka sendiri karena mencerminkan sejarah kolonial dan situasi regional umum yang serupa.

RAS AUSTRALOID




Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ras Australoid adalah nama ras manusia yang mendiami bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.
Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini. Sebelum Ras Mongoloid tiba di Nusantara, Ras Australoid merupakan ras dominan yang tersebar diseluruh pulau, samapi terdesak ke bagian timur Nusantara.
Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.


SEJARAH INDONESIA "Indonesië"



Sejarah Indonesia (Dari buku "Indonesië" oleh Dirk Vlasblom)

Penghuni pertama wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia adalah ras Melanesia yang berkulit hitam dan berambut kriting. Ras Melanesia dulu itu menduduki juga wilayah India yang sekarang, sampai ke wilayah Philipina yang sekarang. Kemudian sekitar 4000 tahun sebelum masehi, masuklah ras Astronesia yang berkulit kuning, yang dulu itu menghuni wilayah China dan Taiwan yang sekarang. Akibat kedatangan ras Astronesia, ras Melanesia di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia, tersingkir ke wilayah Papua yang sekarang. Sebagian ras Melanesia berasimilasi dengan ras Astronesia menjadi ras baru yang berkulit sawo matang. Ras campuran Melanesia-Astronesia itu berdagang rempah-rempah dengan China dan Taiwan, asal ras Astronesia, dan berdagang rempah-rempah dengan India, asal ras Melanesia. Baik ras Melanesia di India mau pun ras Astronesia di China jago berdagang, jadi tak heran bila ras asimilasi Melanesia-Astronesia di Indonesia juga piawai dalam berdagang. Ras Melanesia menganut animisme sedangkan ras Astronesia menganut Hindu dan Budha.

Sekitar abad ke tiga setelah masehi, agama Hindu dan Budha tumbuh subur di wilayah yang sekarang menjadi Republik Indonesia. Kerajaan top pertama adalah kerajaan Sriwijaya yang Budha dan berpusat di Sumatra Selatan. Enam abad lamanya kerajaan Sriwijaya berjaya di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia itu. Di abad ke sembilan, lahirlah di wilayah yang menjadi pulau Jawa yang sekarang, kerajaan Mataram yang juga Budha. Dinasti Syailendra dari Mataram memerintahkan pembangunan Borobudur. Saat Mataram diperintah oleh raja Airlangga, kerajaan Mataram terlibat pertempuran dengan kerajaan Sriwijaya, meski pun dua kerajaan itu sama-sama Budha. (Cikal-bakal budaya gontok-gontokan Indonesia dimulai oleh Sriwijaya dan Mataram? - DL). Dua kerajaan itu menjadi lemah akibat peperangan dan akhirnya punah sendiri. Di saat vakum itu masuklah pasukan Mongolia/China di bawah komando Kublai Khan ke Indonesia, namun bangsa Mongolia/China itu hanya datang untuk minta upeti dari kerajaan-kerajaan yang (masih) ada di Indonesia ketika itu. Dari reruntuhan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Mataram itu lahirlah kerajaan baru yang lebih akbar, yaitu kerajaan Majapahit yang Hindu.

Kerajaan Majapahit diduga merupakan kerajaan terbesar yang pernah ada di jaman prehistoris Indonesia. Namun tidak terjadi perang antara pasukan Kublai Khan dengan pasukan Majapahit, sebaliknya terjadi kerjasama dagang erat yang saling menguntungkan. Ekspor rempah-rempah Majapahit pun meluas sampai ke Eropa. Di bawah raja Hayam Wuruk dan patihnya yang terkenal Gajah Mada, kerajaan Majapahit yang Hindu itu menguasai Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Beberapa sejarahwan berkata wilayah Majapahit mencakup juga Philipina, Maluku dan Papua. Kebesaran kerajaan Majapahit ditulis oleh Empu Prapanca dalam bukunya Negarakertagama. Kerajaan Majapahit bukan cuma jago berdagang, juga kebudayaan tumbuh cemerlang. Bendera kerajaan Majapahit adalah Dwiwarna, yaitu Merah-Putih. Warna bendera itu pula yang kini menjadi warna bendera Republik Indonesia. Kerajaan Majapahit yang Hindu kemudian runtuh akibat kedatangan pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Perkembangan agama Islam di Indonesia terjadi dari abad ke tiga belas sampai abad ke tujuh belas, di saat agama Islam telah berusia seribu tahun sejak diperkenalkan pertama kalinya oleh Mohamad. Daerah Indonesia yang pertama dijejak oleh Islam adalah Aceh. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Demak di Jawa, yang menggantikan kemashuran kerajaan Majapahit. Orang-orang Majapahit yang Hindu pun mengungsi ke Bali. Setelah Demak, satu persatu kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia menjadi Islam, seperti kerajaan Banten di Jawa dan kerajaan Makassar di Sulawesi.

Seperti telah diceritakan di atas, di jaman Majapahit perdagangan rempah-rempah mampu menembus pasaran Eropa. Perdagangan itu pula yang membawa orang-orang Eropa datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah di lumbungnya langsung. Bangsa Eropa pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah Indonesia adalah bangsa Spanyol dan Portugis. Lain dengan bangsa Mongolia/China yang hanya menarik upeti sekaligus berdagang dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia, bangsa Spanyol/Portugis datang sekaligus untuk menjajah. Wilayah yang pertama dikuasai oleh bangsa Spanyol/Portigis adalah Malakka, kemudian Maluku. (Metode devide-et-impera rupanya ditemukan pertama kalinya di Maluku itu - DL). Ketika itu sultan Ternate dan sultan Tidore saling berkelahi sendiri, membuat dua sultan itu mudah diadu-domba oleh bangsa Spanyol/Portugis. Akibat termakan adu domba, akhirnya kesultanan Ternate dan kesultanan Tidore dua-duanya berhasil dikuasai oleh Spanyol/Portugis. Orang Inggeris dan Belanda belakangan menyusul Spanyol/Portugis ke Indonesia, ikut-ikutan mengadu untung di sana. Belanda datang ke Indonesia diwakili oleh VOC di tahun 1602. Pasukan VOC berhasil melumpuhkan Portugis di Maluku dan VOC pun menduduki Maluku. Kesultanan Ternate berhasil melepaskan diri dari jajahan Spanyol/Portugis, kemudian bersama tentara VOC berhantam menaklukkan Tidore. Namun akhirnya baik Ternate mau pun Tidore dijajah oleh VOC.

Kerajaan Demak yang Islam di Jawa pun menjadi lemah karena keturunan raja Demak berhantam sendiri rebutan tahta. Dari puing-puing Kerajaan Demak kemudian muncul dua kerajaan, satu di Surabaya dan satunya di Yogyakarta. Yang di Yogyakarta memakai nama kerajaan Mataram, nama yang sama dengan nama kerajaan Budha/Hindu di jaman baheula yang berperang melawan kerajaan Sriwijaya. Karenanya para ahli sejarah sering juga memakai nama "Old Mataram" untuk Mataram yang Budha/Hindu, dan "New Mataram" untuk Mataram yang Islam. VOC sendiri menancapkan kakinya di kota Jayakarta di Banten, yang kemudian diganti namanya menjadi Batavia oleh Jan Pieterzoon Coen. Dalam pertempuran perebutan kekuasaan antara VOC dan pasukan Inggeris di Batavia, VOC berhasil mengungguli pasukan Inggeris. Sementara itu kerajaan New Mataram makin kuat di bawah Sultan Agung, maka ketika kerajaan rival di Surabaya berhasil ditaklukkan dan seluruh Jawa jatuh di bawah kekuasaan kerajaan Mataram, mata Sultan Agung seperti kelilipan ketika melihat VOC masih enak-enakan bercokol di Batavia. Namun kekuatan kerajaan Mataram tak mampu menaklukkan VOC. VOC sendiri sebetulnya tidak mau berperang dengan kerajaan Mataram, maka VOC mencoba membaiki Sultan Agung dengan mengirim duta besarnya ke Yogyakarta membawa banyak kado-kado. (Kata orang-orang, VOC membawa upeti noni-noni cantik langsing berkulit kuning langsat ke kerajaan Mataram, membuat mata sultan Agung yang tadinya kelilipan menjadi membelalak tidak kelilipan lagi, ihik ihik - DL). Kerajaan New Mataram kemudian terseok-seok jalannya akibat ketidak-mampuan Amangkurat I (putra sultan Agung) yang menggantikan ayahnya, ditambah munculnya perlawanan dari sesama kerajaan Islam, Madura, yang dipimpin oleh raja Trunojoyo. Kerajaan New Mataram minta tolong VOC menghantam kerajaan Madura ('tuh 'kan, gontok-gontokan sendiri hobbynya orang Indonesia ini - DL). VOC bersedia membantu Mataram namun minta konsesi yang mencekik kerajaan Mataram. Sementara itu peran pendatang China di Jawa pun makin besar, bekerja sama dengan VOC. VOC yang tadinya membantu kerajaan New Mataram kemudian pelan-pelan menggerogoti New Mataram. Upaya VOC sukses, di tahun 1757 kerajaan New Mataram pun dipecah dua menjadi kesultanan Surakarta dan kesultanan Yogyakarta, plus Mangkunegaran. VOC sendiri belakangan terseok-seok akibat digerecoki terus-terusan oleh Inggeris, dan di Eropa sendiri Belanda diserbu oleh Perancis, ditambah korupsi di tubuh VOC membuat VOC failit di tahun 1796. Semua asset VOC menjadi milik kerajaan Belanda.


SIAPAKAH PRIBUMI ASLI NUSANTARA?



Kembali ke masa prasejarah, penduduk wilayah Nusantara hanya terdiri dari dua golongan yakni Pithecantropus Erectus beserta manusia Indonesia purba lainnya dan keturunan bangsa pendatang di luar Nusantara yang datang dalam beberapa gelombang.

Berdasarkan fosil-fosil yang telah ditemukan di wilayah Indonesia, dapat dipastikan bahwa sejak 2.000.000 (dua juta) tahun yang lalu wilayah ini telah dihuni. Penghuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan batu tua atau mesolithicum seperti Meganthropus Palaeo Javanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis dan sebagainya. Manusia-manusia purba ini sesungguhnya lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli Australia.

Dengan demikian, yang berhak mengklaim dirinya sebagai “penduduk asli Indonesia” adalah kaum Negroid, atau Austroloid, yang berkulit hitam. Manusia Indonesia purba membawa kebudayaan batu tua atau palaeolitikum yang masih hidup secara nomaden atau berpindah dengan mata pencaharian berburu binatang dan meramu. Wilayah Nusantara kemudian kedatangan bangsa Melanesoide yang berasal dari teluk Tonkin, tepatnya dari Bacson-Hoabinh. Dari artefak-artefak yang ditemukan di tempat asalnya menunjukan bahwa induk bangsa ini berkulit hitam berbadan kecil dan termasuk type Veddoid-Austrolaid.

Bangsa Melanesoide dengan kebudayaan mesolitikum yang sudah mulai hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang.Teknologi pertanian juga sudah mereka genggam sekalipun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan semi nomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke Nusantara, selalu dilakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang datang sebelumnya.

Dari semua gelombang pendatang dapat dilihat bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupannya mereka masih berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam kehidupan yang telah menetap, pilihan untuk meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan yang kuat. Ketika kehidupan mulai menetap maka yang pertama dan yang paling dibutuhkan adalah tanah sebagai media untuk tetap hidup. Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena teknologi pertaniannya masih rendah. Mereka belum sanggup menjaga, apalagi meningkatkan, kesuburan tanah. Mereka membutuhkan sistem pertanian yang ekstensif, dan perpindahan untuk penguasaan lahan-lahan baru setiap jangka waktu tertentu. Sebelum didatangi bangsa-bangsa pengembara dari luar, tanah di Nusantara belum menjadi kepemilikan siapapun.

Hal ini berbeda dengan Manusia Indonesia Purba yang tidak memerlukan tanah sebagai modal untuk hidup karena mereka berpindah-pindah. Ketika sampai di satu tempat yang dilakukannya adalah mengumpulkan makanan (food gathering). Biasanya tempat yang dituju adalah lembah-lembah atau wilayah yang terdapat aliran sungai untuk mendapatkan ikan atau kerang (terbukti dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba di wilayah Nusantara di lembah-lembah sungai) walaupun tidak tertutup kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoide datang, mereka mulai menetap walaupun semi nomaden. Mereka akan pindah jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan. Maka pilihan atas tempat-tempat yang akan ditempatinya adalah tanah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetannya. Padahal, wilayah ini adalah juga wilayah di mana para penduduk asli mengumpulkan makanannya.

Ini mengakibatkan benturan yang tidak terelakan antara kebudayaan palaeolithikum dengan kebudayaan yang mesolithikum. Alat-alat sederhana seperti kapak genggam atau choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek dan sebagainya. Pertemuan ini dapat mengakibatkan beberapa hal yaitu:
1. Penduduk asli ditumpas, atau
2. Mereka diharuskan masuk dan bersembunyi di pedalaman untuk menyelamatkan diri, atau
3. Mereka yang ditaklukkan dijadikan hamba, dan kaum perempuannya dijadikan harem-harem untuk melayani para pemenang perang.


Sekitar tahun 2000 SM, bangsa Melanesoide yang akhirnya menetap di Nusantara kedatangan pula bangsa yang kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun Melayu Austronesia yakni bangsa Melayu Tua atau Proto Melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah Yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan. Alasan-alasan yang me-nyebabkan bangsa Melayu tua meninggalkan asalnya yaitu :
1. Adanya desakan suku-suku liar yang datangnya dari Asia Tengah;
2. Adanya peperangan antar suku;
3. Adanya bencana alam berupa banjir akibat sering meluapnya sungai She Kiang dan sungai-sungai lainnya di daerah tersebut.


Suku-suku dari Asia tengah yakni Bangsa Aria yang mendesak Bangsa Melayu Tua sudah pasti memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi lagi. Bangsa Melayu Tua yang terdesak meninggalkan Yunan dan yang tetap tinggal bercampur dengan Bangsa Aria dan Mongol. Dari artefak yang ditemukan yang berasal dari bangsa ini yaitu kapak lonjong dan kapak persegi.Kapak lonjong dan kapak persegi ini adalah bagian dari kebudayaan Neolitikum. Ini berarti orang-orang Melayu Tua, telah mengenal budaya bercocok tanam yang cukup maju dan bukan mustahil mereka sudah beternak. Dengan demikian mereka telah dapat menghasilkan makanan sendiri (food producing). Kemampuan ini membuat mereka dapat menetap secara lebih permanen.

Pola menetap ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan berbagai jenis kebudayaan awal. Mereka juga mulai membangun satu sistem politik dan pengorganisasian untuk mengatur pemukiman mereka.

Pengorganisasian ini membuat mereka sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai peralatan lain dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistim kepercayaan untuk membantu menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Sama seperti yang terjadi terdahulu, pertemuan dua peradaban yang berbeda kepentingan ini, mau tidak mau, melahirkan peperangan-peperangan untuk memperebutkan tanah. Dengan pengorganisiran yang lebih rapi dan peralatan yang lebih bermutu, kaum pendatang dapat mengalahkan penduduk asli. Kebudayaan yang mereka usung kemudian menggantikan kebudayaan penduduk asli. Sisa-sisa pengusung kebudayaan Batu Tua kemudian menyingkir ke pedalaman. Beberapa suku bangsa merupakan keturunan dari para pelarian ini, seperti suku Sakai, Kubu, dan Anak Dalam.

Arus pendatang tidak hanya datang dalam sekali saja. Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di wilayah lain. Demikian juga yang menimpa bangsa Melayu Tua yang sudah mengenal bercocok tanam, beternak dan menetap. Kembali lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air menjadi incaran.
Wilayah yang sudah mulai ditempati oleh bangsa melanesoide harus diperjuangkan untuk dipertahankan dari bangsa Melayu Tua.Tuntutan budaya yang sudah menetap mengharuskan mereka mencari tanah baru. Dengan modal kebudayaan yang lebih tinggi, bangsa Melanesoide harus menerima kenyataan bahwa telah ada bangsa penguasa baru yang menempati wilayah mereka.

Namun kedatangan bangsa Melayu Tua ini juga memungkinkan terjadinya percampuran darah antara bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang di Nusantara. Bangsa Melanesia yang tidak bercampur terdesak dan mengasingkan diri ke pedalaman. Sisa keturunannya sekarang dapat didapati orang-orang Sakai di Siak, Suku Kubu serta Anak Dalam di Jambi dan Sumatera Selatan, orang Semang di pedalaman Malaya, orang Aeta di pedalaman Philipina, orang-orang Papua Melanesoide di Irian dan pulau-pulau Melanesia.

Pada gelombang migrasi kedua dari Yunan di tahun 2000-300 SM, datanglah orang-orang Melayu Tua yang telah bercampur dengan bangsa Aria di daratan Yunan. Mereka disebut orang Melayu Muda atau Deutero Melayu dengan kebudayaan perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan Batu Muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi. Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bangsa Melayu Tua yang tadinya hidup di sekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya kalah maju dari bangsa Melayu Muda dan kebudayaannya tidak banyak berubah. Sisa-sisa keturunan bangsa melayu tua banyak ditemukan di daerah pedalaman seperti suku Dayak, Toraja, orang Nias, batak pedalaman, Orang Kubu dan orang Sasak. Dengan menguasai tanah, Bangsa Melayu Muda dapat berkembang dengan pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal-bakal bangsa Indonesia sekarang.

Dari seluruh pendatang yang pindah dalam kurun waktu ribuan tahun tersebut tidak seluruhnya menetap di Nusantara. Ada juga yang kembali bergerak ke arah Cina Selatan dan kemudian kembali ke kampung halaman dengan membawa kebudayaan setempat atau kembali ke Nusantara. Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua menyerap bahasa dan adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan tidak ada penggantian penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang menjadi cikal bakal Nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning (mongoloid) yang bermigrasi ke selatan dari Yunan, ras hitam yang dimiliki oleh bangsa Melanesoide dan Ceylon dan ras putih anak benua India.

Sehingga tidak ada penduduk atau ras asli wilayah Nusantara kecuali para manusia purba yang ditemukan fosil-fosilnya. Kalaupun memang ada penduduk asli Indonesia maka ia terdesak terus oleh pendatang-pendatang boyongan sehingga secara historis-etnologis terpaksa punah atau dipunahkan dalam arti sesungguhnya atau kehilangan ciri-ciri kebudayaannya dan terlebur di dalam masyarakat baru. Semua adalah bangsa-bangsa pendatang.

Kepustakaan

D. G. E. Hall. 1988Sejarah Asia Tenggara. . Surabaya-Usaha Nasional.
Stanley. 1998Makalah Arus Dari Utara. Tidak diterbitkan
Simbolon, T. Parakitri. 1995.. Menjadi Indonesia, buku I “Akar-akar kebangsaan Indonesia”. Jakarta-Kompas-Grasindo.
Prijohutomo & P.J. Reimer. Tentang Orang dan Kejadian Jang Besar Djilid I. Tjet.V. Djakarta-Amnsterdam: W.Versluys N.V.
Ananta Toer, Pramoedya.1998. Hoakiau di Indonesia. Jakarta-Garba Budaya.


Rabu, 15 Juni 2011

Alam Itu Indah


PENYALAH GUNAAN HANDPHONE DI KALANGAN REMAJA Studi Kasus Penyalah Gunaan Telefon Seluler di Kalangan Remaja


            

Abstrak
Revolusi industri merupakan puncak perkembangan ilmu pengetahuan dari sekian banyak peristiwa bersejarah, sehingga pekerjaan manusia yang dahulu menggunakan tenaga manusia sendiri dapat tergantikan dengan alat-alat yang lebih berproduktif. Misalkan dimasa kerajaan mesir kuno seorang raja atau ratu mengerim pesan mengunakan tenaga kurir atau dengan burung, hal ini dapat bisa tertuju ataupun kemungkin besar gagal. Prestasi ilmu pengetahuan telah memanjakan manusia dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang ada,  salah satu yang menjadi perbincangan saat ini adalah Teknologi Komunikasi dan Imformasi (TIK) yang memudah manusia berkomunikasi dengan manusia lain yang berada dibenua lain pula. Saat ini tidak perlu lagi demikian cukup menggunakan handphone dapat berkomunikasi dengan siapapun dan dimanapun, evolusi dibidang teknologi komunikasi informasi adalah tahapan terpenting. Tergantung bagaimana fungsi dan pemanfaatanya digunaka, sesuai kaidah. Namun sisi lain ditemukan banyak berbagai aksi-aksi anak remaja yang menurut kaca mata orang-orang dewasa bahwa para remaja telah menyalahgunakan alat komunikasi dalam hal ini adalah handphone.





1.      Pendahluan
Perkembangan teknologi bermula dari lahirnya revolusi industri di abad 19 peristiwa ini bukan peristiwa tunggal melainkan terdiri dari beberapa rentetan perkembangan yang saling terkait, transformasi industri ini lahir dibenua eropa pertama kalinya. Kemudian perkembangan industri berkembang meluas keseluruh dunia melalui suatu evolusi industri yang inovatif, kreatif dan akuntable pada titik kemajuan teknologi yang lebih maju. Yaitu dimana petani meninggalkan lahan pertanian dan beralih pekerjaan disektor industri yang ditawarkan oleh pabrik-pabrik besar. Pabrik itu sendiri ditransformasikan oleh rangkain panjang kemajuan teknologi, sehingga birokrasi ekonomi pasar semakin banyak memberikan jasa yang dibutuhkan oleh industri dan system ekonomi global menjadi puncak peradaban. Dari uraian perkembangan teknologi diatas bisa disimpulkan bahwa teknologi indutri mengalami suatu evolusi (Perubahan bertahap)dari jaman ke jaman sehingga  berangsur-angsur aktivitas manusia yang tadinya mengunakan tenaganya sendiri ataupun menggunakan tenaga hewan peliharaannya, mulai tergeser dan gantikan dengan mengunakan alat-alat teknologi sebagai alat yang lebih berproduktif
Jika kita berbicara tentang teknologi, tentunya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Selamanya, selama peradaban manusia masih ada, teknologi akan terus menjadi hal terpenting dalam kehidupan manusia. Salah satu dari sekian bentuk kemajuan teknologi yang kini memudahkan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungan tempat ia beradaptasi dengan dunia luar, adalah hal yang saat ini sedang menjadi trand dan ramai diperbincangkan yakni teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mana merupakan salah satu hal terpenting di abad ini. Tidak dapat dipungkiri kalau TIK tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari anak kecil hingga orang tua, pedagang kecil hingga pengusaha besar, baik disadari maupun tidak sudah begitu tergantung pada TIK. Jika dilihat dari kacamata sejarah, TIK sesungguhnya sudah mulai dikenal manusia sejak beratus-ratus berabad-abad lalu. Sejak manusia diciptakan di muka bumi ini, manusia sudah mulai mencoba berkomunikasi dengan symbol-simbol dan isyarat. Hal ini merupakan titik awal perkembangan TIK. Manusia yang lebih maju dan modern mampu berkomunikasi secara lisan dan mulai mampu mendokumentasikan informasi dalam bentuk tulisan dan ukiran baik dalam bentuk simbol maupun gambar. Alexsander Graham Bel berjasa besar ketika menemuka telpon yang sudah dipakai berkomunikasi jarak jauh TIK berkembang sangat pesat, sehingga saat ini jarak dan waktu bukan lagi menjadi hambatan bila berkomunikasi.
Evolusi dan penyempurnaan telefon kabel menjadi telfon seluler tetap berlangsung terus menerus dalam sejarah perkembangannya, telefon seluler atau handphone (Hp) ini mulai digunakan tahun 1970 yang diawali dengan penggunaan mikroprosesor untuk teknologi komunikasi. Dan pada tahun 1971, jaringan telefon seluler atau handphone pertama kali dibuka di Finlandia bernama ARP. Menyusul kemudian NMT di Skandinavia pada tahun 1981 dan AMPS pada tahun 1983. Penggunaan teknologi analog pada generasi pertama menyebabkan banyak keterbatasan yang dimiliki seperti kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel sedikit, dan penggunaan spektrum frekuensi yang boros. Di sisi lain, meningkatnya jumlah pelanggan tidak bisa ditampung generasi pertama. Selain itu, teknologi 1G hanya bisa melayani komunikasi suara, tidak seperti 2G yang bisa digunakan untuk SMS. NMT atau (Nordic Mobile Telephone) adalah jaringan handphone analog yang pertama kali digunakan secara internasional di Eropa Utara. Jaringan ini beroperasi pada frekuensi 450 MHz sehingga sering disebut NMT-450, ada juga NMT-900 yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz. Mengingatnya tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik, lahirlah teknologi generasi ke dua atau 2G. Generasi ini sudah menggunakan teknologi digital. Teknologi 2G lainnya adalah IS-95 CDMA, IS-136 TDMA dan PDC. Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600 bps (bit per second). Sebagai perbandingan, modem yang banyak digunakan untuk koneksi internet berkecepatan 56.000 bps (5,6 kbps). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi kapasitas juga lebih besar. Karena pada 2G, satu frekuensi bisa digunakan beberapa pelanggan dengan menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA). Standar teknologi 2G yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System for Mobile Communication), seperti yang dipakai sebagian besar handphone saat ini. GSM beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 MHz. GSM juga mendukung komunikasi data berkecepatan 14,4 kbps. Pada awalnya ponsel secara resmi dibuat untuk menolong dokter dan staf rumah sakit meningkatkan komunikasi mereka.  Martin Cooper adalah   penemu telefon seluler atau handphone (Hp)      
                        Melihat fakta dan gambaran masa depan pada kemajuan TIK (handphone) seperti yang diuraikan di atas, muncul satu kekhawatiran, “Akankah manusia mampu bertahan dari kepunahan?”. Satu hal yang patut kita sadari dan tekadkan, “Teknologi dibuat untuk membantu manusia, bukan untuk memperbudak manusia”. Urain dibawah ini merupakan suatu kekuatiran terhadap kencenderungan remaja masa kini  mengoperasikan handphone (Hp) memiliki aplikasi pilihan yang banyak dan layanan multimedia seperti internet, camera, vidio, mp3, dan lain sebagainya. Sudah menjadi fenomena bahwa banyak siswa-siswi tingkat SMP atau SMA ditemukan sedang mendownload vidio beradegan porno dan mentranssfernya ke handphonenya. Adakalanya mereka sendiri menjadi pelaku dalam adegan-adegan panas dengan berseragam sekolahan sambil direkam oleh kerabatnya sendiri mengunakan hp yang memiliki kapasitas camera.

2.      Metologi Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan termasuk dalam studi kasus, yakni penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Maxfield dalam nasir, 19999:66). Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-arakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat kas diatas akan dijadikan sesuatu hal yang bersifat umum.

3.      Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan  dilakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh dari hasil penelitia
Ekonomi keluarga sangat berperan penting dalam interaksi anak dilingkungan  pergaulanya, Dirumah, disekolah, maupun ditengah-tengah masyarakat. Didalam satu rumah tangga yang memiliki latar belakang ekonomi yang mapan akan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, andai kata anak remaja meminta diberikan mobil, motor, komputer/laptop, handphone dan lain sebagainya sebagai permintaanya tentu orang tuanya akan memenuhi permintaan dari anak remajanya. Hal ini berbeda dengan anak remaja yang berasal dari keluarga yang tidak berkelebihan ekonomi, sehingga penyedian barang dalam pemenuhan kebutuhan bagi anak remaja sebagai  kebutuhan penunjang saat disekolah ataupun diluar sekolah sangat minim untuk tercukupi.  Kebutuhan ekonomi merupakan faktor pemicu terjadinya pemberontakan anak remaja dalam keluarga dan terus bermunculan kenakalan remaja.
Kenalan adalah perilaku yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Kenakalan tidak pandang bulu, artinya bisa menimpa siapa saja, kapan saja, dan dimanapun tanpa mengenal usia, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, atau status sosial. Salah satu kelompok masyarakat yang selalu dikaitkan dengan kenakalan adalah remaja, kelompok mereka seakan-akan tidak bisa dilepaskan dari kenakalan sehinga menjadi target orang-orang deawasa untuk mempersalahkan mereka. Pada hal kenakalan meraka belum tentu inisiatif mereka sendiri, melainkan karena situasi dan kondisi yang mendorong mereka melakukan kenakalan.
Beragam kenakalan remaja saat menggunakan handphone yaitu ; memotret dan menonton film atau adegan seks, menelfon atau sms teman-teman untuk melakukan tauran dan sekolah lain. Penggunaan handphone berkapasitas tinggi akan menciptakan kecenderungan anak remaja untuk melakukan fungsi ganda  pada handphone. Salah satu penyebab remaja menjadi nakal adalah orang tua, karena terkadang orang tua terlambat membentuk kehendak anak dan mengarahkannya, akibatnya ketika mereka semakin besar kelakuannya menjadi sulit dikendalikan. Selain itu, ada kemungkinan orang tua tidak menunjukkan bahwa ia mampu mengendalikan perilaku anak remajanya. Satu hal pasti bahwa setiap anak remaja menuntut perlakukan yang berbeda sesuai dengan perttumbuhan usia mereka sehingga mestinya orang lebih berperan aktif untuk membentuk meraka dengan pola dan cara berpikir yang lebih baik. Pada umumnya para remaja menjadikan orang tua mereka sebagai cermin terhadap perilaku sosial mereka. Pada hal para remaja adalah kelompok masyarakat yang mempunyai potensi yang sangat hebat ketika diberdayakan secara benar dan terarah. Kelompok mereka ibarat batu berlian yang tersembunyi di dalam batu cadas, kemilaunya tergantung bagaimana seseorang mengasahnya agar menjadi berlian indah dan bernilai tinggi.
Orang tua sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan identitas remaja. Jika orang tua selalu emaksakan kehendanya, anak remaja  akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan dirinya sendiri secara dewasa. Akibatnya mereka akan tubuh secara emosional, tidak dewasa, tergantung, dan terombang-ambing. Pola asuh orang tua sangat menentukan ketika seorang remaja sedang mencari identitasnya. Jika orang tua memberikan perlindungan yang berlebihan, terdapat kecenderungan anak remajanya akan kehilangan indepensinya, sebaliknya orang tua terlalu memberikan kebebasanya maka anak remajanya akan tubuh menjadi generasi “ huri-hari”  tanpa tujuan hidup yang jelas. Adakalanya  orang tua memiliki kecemasan yang melebihi batas keceman juga akan menitipkan kecemasan kepada anak remajanya sehingga anak remaja kehilangan kesempatan untuk menyayakan identitasnya secara jelas. Kurangnya penghargaan pun anak remaja akan mengalami frustrasi hal ini akan mendorong mereka untuk meragukan potensi yang ia meliki.

4.      Kesimpulan
Dari analogi diatas dapat disimpulkan bahwa kesalahan sekecil apapun penanganan pola asuh para remaja akan berakibat tibulnya kesulitan orang tua di kemudian hari. Aspek yang patut menjadi perhatian adalah bahwa tia-tiap anak remaja mempunyai temperamen, karakter, dan kepribadian sendiri sehingga menuntut penanganan yang berbeda dengan anak remaja yang lain. Ada remaja yang mudah diatur, tetapi ada juga yang sukar  untuk diatur, malah keinginan yang ingin menyalahi peraturan.
Remaja demikian seakan-akan mendapat kepuasan atas tinngkah lakunya yang merugikan orang lain, satu hal yang pasti bahwa keduanya memerlukan suatu tindakan disipiln untuk menuntunya kepada kehidupan harmoni terkendali. Kenakalan yang terjadi pada anak remaja adalah hanya melanjutkan apa yang para orang tua lakukan, perlakuan hubungan seks bebas orang tua, perselingkuhan yang tidak jera-jera dan bentuk aksi-aksi kekerasan seorang ayah terhadap seorang ibu.




5.      Daftar Pustaka
George Ritzer, Teori Sosilogi Klasik, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2008
Drs. EB Surbakti, M.A. Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja
Drs. Andi Mappiare, Pisiokologi Orang Dewasa, Usaha nasional, 1983

“Naluri bintang Kejora”


Kala masih tertutup masa
Banyak jiwa, ruh hilang dan lenyap.
Sungguh sangat tabu, untuk menyebut namamu bintang kejora. 
Akan tercium bau ketika anjing-anjing pelacak menghampiri.
Pelan-pelan kau bangkit dan kau merasuki ubun-ubun yang lama mati.
Kau menceritakan tulang yang jadi debu, kau bersaksi atas darah air mata ibu pertiwi.

Mengalir dari negeri eden ke negeri impian, karna kau bintang kejora. 
Kau janjikan kebebasan, namun kau meminta kematian jadi sesajimu.
Karna kau bintang kejora.

Raga jiwa mati, seperti plangton diburu penguasa laut.
Seperti api membakar ilalang, sperti neraca menimbang kilo. 
Akhirnya kemenangan hanya untuk yang kuat.
Jogja,2008     

“Gundahan hati”


Rinduku selalu membebani hidupku, hasratku selalu membunuh napasku.
 Kakiku tertahan untuk melangkah, bagaimana caranya aku bisa terbebas olehnya?
 Apa yang harus kuperbuat demi seorang gadis penyiksa hati ini?

Tapi aku hanya bisa berharap pada tangan dewa-dewi karna disana kau bisa bersembunyi dan memohon tolongan.
 Bila kau tahu bahwa seumur hidupku, kuhanya bisa memikirkanmu saja.
Sinar cintaku, yang selalu bersinar kini menjadi gelap.

Matahari saja muak untuk memberi sinar kehidupan, sampai terlihat pucat.
Kegilisahan ini datang bagai hari esok yang tak henti-henti berganti.
Aku jenuh, aku letih, namun aku selalu rindu peraduanmu duhaiku.

Jojga,2007                                                           

Minggu, 12 Juni 2011

“Binatang Malam"



Malam ini malam purnama, waktu burung-burung malam mengepakan sayap.
Berbaris melintasi gelap, menerobos cakrawala hendak mencari nafka.
Mengikat perut waktu siang bersama anak disangkar.

Binatang-bintang malam terbang menyentuh bulan,
Membisikan perjuangan hidup, perjuangan melawan keadaan; pohon menggugurkan buah, daun berhenti memberi makan pada binatang malam.

Tanah dan air kering, hujan tak turun.
 Menggantungkan diri diranting-ranting kenari untuk menyusun sekenaryo menjelajah malam demi hidup.


Jogja,2008

"Rahasia Hati"


Disela-sela waktu, terkikis oleh; masa.
Disanalah dia menyimpan rahasia, menggenggamkan kepingan rindu yang tak tersalurkan.
 Rindu memetik bintang, rindu menggapai bulan, rindu berhasrat cinta.

Perjuangan melawan maksud hati yang mematikan.
Dia tak pandai dalam berkata-kata, ia bukan punjangga yang mengerti bahasa bibir dan paham bahasa jiwa.
 Hanyalah kuli  yang membisu.

Dia menutup rahasia hati, rahasia antara bintang-bintang dan bulan. Daun-daun melati menguning, burung-burung tak bersayap memilih tetap terkurung dalam sangkar.
 Dia memutuskan mati, menguburkan impian bersama jiwa.

Jogja,2008

”Sabtu 12 Juli”



Hari yang cerah, hari yang bersahabat.
 Hari yang menggariahkan untuk tetap hidup.
Hari yang penuh cinta, cinta yang masih diduga- duga.
Matahari penuh tanpa sisa, sawah dan ladang kering.
 Burung-burung mati, tulang belulang berserakahan namun cinta tetap hidup.
Waktu itu sabtu 12 juli, aku bertemu dia.

Dia adalah dia, dia rahasia hatiku.
Aku terkagum-kagum dibuatnya;
kecantikan Keanggunan hingga kesempurnaan adalah milik dia. Mataku malu menatap kiri dan kanan, tanah saja cemburu bila aku bersama dia.

Mata orang-orang iri menatapnya dengan napsu.
 Angin dan debu, kapas dan sekam, terbang mewartakan keajaiban dan kekuatan cinta yang mengalahkan takdir.
 Hitam putih warna kulit. Pembungkus daging, tulang dan darah yang sama.

Jogja,2008